RSS

fiction:something that i wrote, something that i made up

i miss him. Damn,this is not good. Sambil sibuk mengutak-ngatik dicsman pinjaman, kuingat-ingat lagi kejadian kemarin.


"Hey.. Macet ya?" dia berdiri buat menyambut kedatanganku. Aku tersenyum lebar dan mengambil tempat duduk disampingnya.

"Nggak, tapi sopir gue ambil jalannya aja ngaco, jadi muter-muter gitu," gerutuku. Dia mengangguk sambil memindahkan tasnya agar dudukku lebih nyaman. Sambil sedikit merapikan meja yang bertebar berbagai catatannya dia menanyakan ruteku sepintas, yang kujawab dengan keterangan tak jelas. Setelah dudukku nyaman kuteliti kertas menu. DIa memandang sekeliling kami.

"mau pindah nggak, kesitu?" tanyanya sambil menunjuk sebuah sofa panjang berwarna merah yang memang terlihat lebih nyaman dibanding tempat duduk kami sekarang.

"boleh," jawabku.

Dia sempat menghilang untuk mencari pelayan, jadi aku duduk di sofa itu sendiri. Kupandangi kafe kecil itu. Nuansanya kecoklatan, cahaya yang mengisi ruangannya terlihat suram, hanya berasal dari sebuah jendela besar di salah satu dindingnya. Ruangan itu sedikit pengap, dipenuhi asap rokok yang mengepul di dalam ruangan ber AC ini. Aku hanya bisa melihat siluet para pengunjung lain yang memenuhi lantai dua tempat ini. Aku menyukainya. Tempat ini mendukung pertemuan kami yang sifatnya memang agak rahasia.

Dia sudah datang kembali, dan duduk disampingku. Aku tersenyum tipis oleh fakta ini mengingat dulu dia pernah bilang posisi ini konyol, karena membuat kami terlihat seperti penonton bioskop tanpa layar untuk diamati. Tapi toh belakangan dia mengakui, bisa duduk disampingku jauh lebih penting dibanding posisi keren manapun.

Dia lalu menyakan kisahku, aku bercerita. Aku menanyakan hidupnya, dia menjelaskan. Lalu kami terdiam cukup lama, tanpa suara mendengarkan dengung percakapan dari meja-meja lain. Dia menggeser duduknya, dan mengamatiku dari samping. Dia menatapku cukup lama sehingga yang bisa kulakukan adalah menatapnya balik. "Apa?" tanyaku dengan sedikit terganggu.

"Lo pakai behel,ya?" Aku tertawa, sambil sedikit menutupi mulutku agar dia tak bisa melihat jelas.

"udah lama kaliii," jawabku sambil tersenyum. Dia cuma memandangku. Aneh. He looks startled.

"Mana coba liat," pintanya. Aku cuma menggeleng sambil tersenyum. Dia terbahak. "Sini liat," katanya lagi kali ini sambil berusaha memegang daguku. Aku terhenyak, dan kucoba untuk menepis tangannya. Aku belum siap untuk sentuhan apapun darinya.

Mungkin ketidaknyamananku tergambar jelas, yang pasti dia lantas juga menarik tangannya. seolah-olah kaget dengan reaksinya sendiri. Kami terdiam lagi, kali ini terasa hening.



Pikiranku kembali ke hari ini, dan kusadari keadaannya juga hening. CD apapun tadi yang sedang kudengarkan sudah berhenti berputar. Sudut bawah komputerku berkedap-kedip, ada sebuah pesan masuk.

:gimana kemarin?

seorang temanku bertanya. aku tersenyum tipis, sedikit menyesali keputusanku untuk menceritakan tentang rencana pertemuan itu padanya.

= it went well

aku membalas

:detail please... x((

aku terbahak.

=later okay

:fine...! huh sok rahasia... xP

tawaku makin keras melihat jawabannya. Setengah tersenyum kupandangi peracakapan singkat tadi sambil memikirkan apa yang harus kukatakan pada temanku tadi.

Aku mengklik kotak-kotak kecil pada layar komputerku, dan akhirnya membuka sebuah halaman kosong. Apapun yang kurasakan sekarang pekerjaanku tetap harus kuselesaikan. Kupandangi layar kosong tadi, shit, otakku sama kosongnya dengan layar ini.

Aku mengetuk-ngetukkan pulpenku seirama dengan garis kursor yang berkedap-kedip, lalu kuambil HP-ku. Aku ingin mengontaknya. SMS, telpon, apapun, yang penting menghubunginya. Mendengar suara atau mengetahui kabarnya. Tuhan, rasnya aku sudah gila.

Dengan berat hati kuletakkan lagi HP ku. Aku tak suka keadaan ini, rasanya seperti kembali ke beberapa tahun lalu dan sumpah, aku tak mau mengalaminya lagi. Hhh...

Aku rasa, aku jatuh cinta, lagi.

4 comments:

nandia said...

no F way?? so, you relove him, huh?
betul, Sind. there's no such thing as a closure.

nils said...

ck,baca dong judulnya,ini tuh fiksi...serius,cm kejadian kmrn bikin gue jd pengen nulis lg aja.n my own version.ga semuanya bener kok.

fiksimetropop said...

I WNAT MORE...MORE!...MORE!

meski dibilang fiksi, but it looks like something real, I can feel it...diterusin dunk....bagus tuh...

btw, salam kenal ya...keep writing *saia lg ngiri lihat gaya tulisan kmu, Nils*

nils said...

@JooLee
aww, u read my blog,jadi malu xP
hahaha,makasih lho,why don't u write something also.kan kynya dah khatam tuh nulis review ttg metro pop nya hehehe.
nice to know u too...