another unfinished story
Posted by
nils
on Friday, March 12, 2010
KOMEDI PUTAR
Serena menyandarkan badan mungilnya pada pagar pembatas. Ditatapnya komedi putar yang sedang berputar pelan itu dengan tatapan kosong. Angin malam yang berhembus membuat gadis itu sesekali menggigil, apalagi pakaiannya hanya celana pendek dan kamisol.
“Mau naik?” sebuah suara tiba-tiba terdengar dan mengagetkan Serena. Dia tersenyum tipis sebelum berbalik badan.
“Kok Adit ada disini?” tanyanya sambil tersenyum lebar.
Yang ditanya cuma mengangkat bahu dengan malas. “Menurut lo kenapa?” Adit menjawil hidung Serena. “Ada anak kecil nekat kabur dari rumah, dan gue kena titah harus nyari,” lanjutnya dengan muka sewot.
Serena terkekeh, yang bikin muka Adit makin merenggut sebal. “Udah dari jam berapa lo disini?”
“Dari sebelum gelap,” jawab Serena. Adit hanya diam. Diulurkannya tangannya yang langsung disambut oleh Serena.
“Terus, udah naik apa saja?” Serena hanya menggeleng pelan. “Ck, sayang banget, sih.” Gerutu Adit pelan.
“Kan males Dit, naik mainan sendiriii...” Serena memonyongkan bibirnya dan memasang muka memelas.
“Nah, trus lo ngapain kesini kalau nggak mau naik apa-apa?” Ditanya begitu Serena hanya diam, dan menunduk. “Lo naik apa kesini?” Adit bertanya pelan sambil tangannya memegang dagu Serena.
“Naik taxi,”Serena berusaha melihat ke arah lain, dan nggak mau menatap langsung ke arah Adit.
“Habis berapa?”
“seratusan...”
Adit berdecak. “berarti hampir dua ratus sama tiket, kan?” Serena mengangguk lagi. “Terus semua itu cuma biar lo bisa melototin mainan-mainan ini?” Serena nggak menjawab apa-apa. Akhirnya matanya menatap mata Adit. Tapi sekarang mata itu berkilau dibawah lampu, basah karena air mata.
Adit mendesah. Dengan sedikit kasar ditariknya Serena ke dadanya. Dibiarkannya gadis itu terisak-isak disana. Masih tanpa suara Adit membelai rambut Serena lembut. “lain kali kalau mau pergi-pergi, gue jangan lupa diajak, at least kan kita bisa patungan taxi...” kali ini Adit bisa merasakan bahu Serena berguncang karena tawa. “Sssh, udah ah nangisnya. Masih ada setengah jam nih, lo mau naik apa?”
Serena melepaskan diri dari Adit, dengan asal dia menghapus airmatanya, “Adit mau naik apa?” Adit hanya mengangkat bahu dengan gaya khasnya. “Hmm, ya udah, kalau gitu kita naik gajah-gajahan aja yuk... aku lagi malas naik yang heboh-heboh,” katanya sambil menarik tangan Adit menuju tempat permainan itu.
Adit hanya pasrah dan membiarkan dirinya ditarik ketempat permainan yang dibuat khusus untuk anak-anak itu. “Adit...” dia mendengar Rena berbisik pelan, “kita bakalan sama-sama terus,kan? Nggak kayak Mama dan Papa?”
“Pasti...”bisiknya.
***
0 comments:
Post a Comment